Dolar AS Melemah di Perdagangan Eropa, Sentuh Level Terendah Empat Bulan Akibat Kekhawatiran Pertumbuhan
Indeks dolar AS turun 0,35% hari ini ke level 103,56 setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sesi di 104,03.Pada perdagangan hari Jumat, indeks ini mengalami penurunan sebesar 0,25%, menandai kerugian untuk sesi kelima berturut-turut dan menyentuh level terendah empat bulan di 103,46 akibat data tenaga kerja AS yang lemah.

Dolar AS Melemah di Perdagangan Eropa, Sentuh Level Terendah Empat Bulan Akibat Kekhawatiran Pertumbuhan
Dolar Amerika Serikat mengalami penurunan dalam perdagangan Eropa pada hari Senin terhadap sejumlah mata uang utama, mencatatkan penurunan untuk enam sesi berturut-turut. Mata uang ini berada di jalur menuju level terendah dalam empat bulan akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS, terutama terkait kebijakan perdagangan proteksionis yang diusung oleh mantan Presiden Donald Trump.
Pelemahan dolar semakin diperburuk oleh laporan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan bahwa jumlah lapangan pekerjaan yang tercipta pada Februari lebih rendah dari perkiraan. Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada paruh pertama tahun ini. Saat ini, para pelaku pasar menantikan data inflasi AS yang dijadwalkan rilis minggu ini untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk terkait arah kebijakan moneter The Fed.
Pergerakan Indeks Dolar
Indeks dolar AS turun 0,35% hari ini ke level 103,56 setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sesi di 104,03.
Pada perdagangan hari Jumat, indeks ini mengalami penurunan sebesar 0,25%, menandai kerugian untuk sesi kelima berturut-turut dan menyentuh level terendah empat bulan di 103,46 akibat data tenaga kerja AS yang lemah.
Dalam sepekan terakhir, indeks dolar merosot 3,4%, menandai penurunan mingguan keempat dalam lima pekan terakhir, sekaligus menjadi pelemahan mingguan terbesar sejak November 2022.
Kekhawatiran terhadap Pertumbuhan Ekonomi AS
Investor semakin khawatir terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi AS akibat kebijakan tarif yang agresif terhadap mitra dagang utama. Peningkatan hambatan perdagangan berpotensi menekan ekspor dan memperlambat aktivitas bisnis domestik.
Selain itu, data ketenagakerjaan yang lemah serta pemutusan hubungan kerja di sektor pemerintahan semakin memperkuat kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa ekonomi AS kemungkinan akan mengalami perlambatan seiring dengan pergeseran dari pengeluaran pemerintah ke investasi sektor swasta, yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan yang lebih berkelanjutan.
Bessent juga menambahkan bahwa tarif dalam tingkat tertentu tetap diperlukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan ekonomi global dan memastikan rantai pasokan yang lebih stabil.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut bahwa ekonomi AS sedang berada dalam fase transisi, di mana kekayaan akan kembali ke AS melalui kebijakan perdagangan dan ekonomi, termasuk penerapan tarif untuk mendorong industri dalam negeri.
Dampak pada Kebijakan Suku Bunga The Fed
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa masih perlu dilihat apakah kebijakan tarif yang diusulkan oleh Trump akan berdampak terhadap inflasi. Meskipun demikian, ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga terus meningkat di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi.
Menurut alat FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% oleh The Fed pada bulan Maret masih rendah, hanya sekitar 3%. Namun, pelaku pasar terus memantau data inflasi AS yang akan dirilis minggu ini untuk mendapatkan sinyal lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Dolar AS
-
Kebijakan Tarif Trump – Jika tarif yang lebih agresif diterapkan, maka ketidakpastian ekonomi akan meningkat, yang berpotensi menekan dolar lebih lanjut.
-
Data Inflasi AS – Jika inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, The Fed mungkin akan menunda pemangkasan suku bunga, yang bisa membantu stabilisasi dolar. Sebaliknya, inflasi yang lebih rendah dapat mempercepat pemangkasan suku bunga, yang berpotensi melemahkan dolar lebih lanjut.
-
Pergerakan Imbal Hasil Obligasi AS – Penurunan imbal hasil obligasi AS dapat memperburuk pelemahan dolar, sementara kenaikan imbal hasil bisa memberikan sedikit dukungan bagi mata uang ini.
-
Kondisi Pasar Tenaga Kerja – Data ketenagakerjaan yang lemah cenderung menekan dolar karena memperkuat ekspektasi perlambatan ekonomi dan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
-
Reaksi Pasar Global – Jika investor terus menghindari risiko dan mencari aset safe-haven seperti yen Jepang atau emas, maka dolar berpotensi mengalami tekanan tambahan.
Prospek Dolar AS dalam Beberapa Bulan Mendatang
Jika ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Trump dan perlambatan ekonomi AS terus berlanjut, dolar kemungkinan akan tetap berada dalam tren pelemahan. Namun, jika data inflasi menunjukkan tekanan harga yang tinggi, The Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan pasar, yang dapat membantu stabilisasi dolar.
Para investor dan pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan perdagangan AS, serta keputusan yang akan diambil oleh The Fed guna menentukan strategi investasi yang lebih optimal di tengah volatilitas pasar saat ini.
Disclaimer: Artikel ini disediakan untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Harap lakukan analisis sendiri sebelum mengambil keputusan trading atau investasi.
What's Your Reaction?






