Yen Jepang Menguat di Perdagangan Asia, Sentuh Level Tertinggi Lima Bulan di Tengah Ketidakpastian Pasar
Hari ini, pasangan mata uang USD/JPY turun 0,5% ke level 146,54 yen per dolar AS, level terendah sejak Oktober 2024, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sesi di 147,27.

Yen Jepang mencatatkan kenaikan dalam perdagangan Asia pada hari Selasa terhadap sejumlah mata uang utama, memperpanjang tren penguatannya untuk sesi kedua berturut-turut terhadap dolar AS. Mata uang ini mencapai level tertinggi dalam lima bulan seiring meningkatnya aversi risiko dan lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven akibat aksi jual besar-besaran di pasar saham Amerika Serikat.
Penguatan yen juga didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun, yang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada paruh pertama tahun ini.
Pergerakan Harga USD/JPY
Hari ini, pasangan mata uang USD/JPY turun 0,5% ke level 146,54 yen per dolar AS, level terendah sejak Oktober 2024, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sesi di 147,27.
Pada perdagangan hari Senin, yen mencatatkan kenaikan 0,5%, menjadi kenaikan ketiga dalam empat hari terakhir, seiring dengan melemahnya imbal hasil obligasi AS dan anjloknya pasar saham global.
Dampak Anjloknya Pasar Saham AS terhadap Yen
Indeks saham utama di Wall Street mencatatkan penurunan harian terburuk sejak September 2022 pada perdagangan Senin, dengan indeks utama AS mencapai level terendah dalam enam bulan. Investor mulai keluar dari pasar ekuitas akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Trump dan potensi resesi di Amerika Serikat.
Indeks S&P 500 kini telah turun 8,6% dari rekor tertingginya pada 19 Februari, menghapus sekitar $4 triliun dari nilai pasar sejak saat itu.
Serangkaian kebijakan kontroversial yang dikeluarkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, telah memicu ketidakpastian besar bagi dunia usaha dan konsumen, memperburuk sentimen pasar dan meningkatkan risiko perlambatan ekonomi global.
Pasar saham Jepang juga ikut tertekan akibat situasi ini. Indeks Nikkei mengalami penurunan lebih dari 1.000 poin, mencapai level terendah dalam enam bulan. Pelemahan ini terjadi karena Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Jepang, sehingga ketidakpastian ekonomi AS berimbas langsung pada perekonomian Jepang.
Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS dan Dampaknya terhadap Yen
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 0,8% pada perdagangan Selasa, memberikan tekanan tambahan terhadap dolar AS dibandingkan dengan mata uang utama lainnya, termasuk yen.
Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi AS semakin meningkat setelah laporan tenaga kerja AS untuk bulan Februari menunjukkan hasil yang lebih lemah dari perkiraan. Data ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih cepat dari yang diproyeksikan sebelumnya.
Namun, menurut alat FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% oleh The Fed pada bulan Maret masih relatif rendah, hanya sebesar 5%. Ini menunjukkan bahwa meskipun pasar telah memperhitungkan pelemahan ekonomi AS, The Fed mungkin masih berhati-hati dalam menyesuaikan kebijakan moneternya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguatan Yen dalam Waktu Dekat
-
Aksi Jual di Pasar Saham AS – Jika aksi jual saham AS terus berlanjut, investor kemungkinan besar akan mencari perlindungan dengan mengalihkan dana ke aset safe-haven seperti yen Jepang.
-
Kebijakan Tarif Trump – Peningkatan ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya, terutama Eropa dan Asia, dapat memperburuk prospek ekonomi global, yang berpotensi memperkuat yen lebih lanjut.
-
Pergerakan Imbal Hasil Obligasi AS – Jika imbal hasil obligasi AS terus menurun, dolar akan semakin tertekan, dan yen dapat mempertahankan tren penguatannya.
-
Data Ekonomi AS – Rilis data ekonomi penting dari AS, seperti data inflasi dan ketenagakerjaan, akan sangat mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed dan pergerakan pasangan USD/JPY.
-
Kebijakan Bank Sentral Jepang (BoJ) – Jika Bank of Japan (BoJ) tetap mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgarnya, penguatan yen dapat dibatasi. Namun, jika ada indikasi bahwa BoJ akan mulai mengubah kebijakan ini, yen bisa semakin menguat terhadap dolar.
Prospek Yen Jepang dalam Beberapa Bulan Mendatang
Jika kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS terus meningkat dan pasar saham global tetap bergejolak, yen kemungkinan akan tetap dalam tren penguatan sebagai aset safe-haven utama. Namun, jika ada tanda-tanda pemulihan dalam ekonomi AS atau perubahan kebijakan dari The Fed, yen bisa menghadapi tekanan jual kembali.
Para investor dan pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan kebijakan moneter AS, dinamika pasar saham global, serta langkah-langkah ekonomi yang diambil oleh pemerintah Jepang guna mengambil keputusan investasi yang lebih strategis di tengah ketidakpastian pasar saat ini.
Disclaimer: Artikel ini disediakan untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Harap lakukan analisis sendiri sebelum mengambil keputusan trading atau investasi.
What's Your Reaction?






